Minggu, 26 Juni 2022

Tokoh Fiksi

Untuk yang kesekian kali aku terjebak dalam ruang ilusi

Aku tersadar bahwa kamu hanyalah fiksi

Kamu adalah tokoh fiksi

Ya betul biar ku pertegas sekali lagi, Kamu itu fiksi

yang ku ciptakan dalam ruang imajinasi


Kata-kata tersebut menjadi awal pembuka dari tulisan yang tidak panjang ini, Awalnya Aku mengira jika Kamu adalah sosok nyata yang akan menjadi Teman hidupku ah ini terdengar seperti  lagunya Tulus yang begini liriknya "berdua kita hadapi dunia, kau milkku ku milikmu kita satukan tuju bersama arungi derasnya waktu" sangat romantis bukan? namun realitanya nya tidak seperti itu.

Aku gagal, yah bagaimana akan menjadi teman hidup jika realitanya kamu hanyalah tokoh fiksi?


Akhir kata dariku:

Kamu itu tokoh fiksi tetapi kenapa rasa sakit kehilangan Kamu bisa senyata ini?

Continue reading Tokoh Fiksi

Senin, 20 Juni 2022

Hanya fiksi


Rasanya langkah ini tidak lagi menyenangkan untuk dijalani
Setiap langkahnya tidak menarik lagi untuk dijejaki
dan entah kenapa tiba-tiba Aku direnggut sunyi
lalu Aku mencoba mencari Kamu pada titik yang sudah lama tak ku singgahi
dalam setiap ketidakpastian yang kamu beri
Ternyata diruang hati masih berisi harapanmu yang menjadikanku delusi
Aku mencoba defensif dengan hadirmu yang masih ada di ruang hati

Oh tidak...
Kenapa Aku harus terus menelusuri?
Ketika....
Dirimu yang menimbang untuk mengakhiri
Dirimu yang Memutuskan bahwa Kita telah usai
dan dirimu yang mantap menetapkan bahwa Kita selesai

Kepada hati yang seharusnya tidak terluka
bisakah kau biasa saja?

Ah sudahlah Aku sedang tidak menyampaikan aspirasi
Apalagi ingin membentuk sebuah aliansi
Aku hanya sedang membagikan kisah yang selama ini ternyata hanya fiksi.
Continue reading Hanya fiksi

Jumat, 03 Juni 2022

Aku dan Kamu

 


Aku dengan masalahku
Kamu dengan masalahmu
Kita punya masalah masing masing

Aku yang selalu ingin ikut campur segala urusanmu
Kamu yang selalu ingin mencoba menyepi sendiri dalam tiap masalahmu

Aku yang masih bertindak naif seperti anak kecil yang selalu berbicara "hei aku akan merangkulmu dan menemanimu sampai kamu baik baik saja"
Sedangkan, Kamu selalu berkata "Mengapa kamu tidak pergi? Pergilah, Mengapa kau masih ditempat yang sama?"

Logika ku berkata saat ini benar benar ingin pergi dan lenyap dari hadapanmu, Namun hatiku terus berbisik "Hei bertahanlah sebentar lagi, setidaknya sampai kamu sudah cukup kenyang memakan semua harapan kosong dan siap untuk berlari jauh kearah yang berbeda, sebentar lagi ya"

Continue reading Aku dan Kamu